By Deliusno
Beberapa waktu lalu, untuk mengasah kreativitas masyarakat Indonesia, Lenovo mengadakan sebuah ajang yang dinamakan Do Network. Di ajang ini, para peserta ditantang untuk menunjukan inovasi terunik dan tentunya dapat dimanfaatkan. Kampanye Do Network ini pun terbilang sukses. Tercatat 27.690 yang melakukan registrasi di website dan terdapat 706 proyek yang dikumpulkan. Nilai tersebut mengalahkan jumlah proyek yang dikumpulkan di Rusia, yaitu 224. Tanpa berpanjang-panjang lagi, inilah 10 finalis Do Network:
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Ariesta Satriyoko dari Jakarta dengan proyek “Muvon: Charger Alat Elektronik Gabungan Anti Polusi”. Menurut Ariesta, saat ini masih banyak orang Indonesia, tepatnya di pedesaan, yang sulit menikmati energi listrik. Namun, ada 30 juta perangkat ponsel yang tersebar di daerah-daerah tersebut. Untuk melakukan charging sebuah ponsel, dibutuhkan perangkat genset. Untuk menghemat biaya dan juga mencegah polusi, Ariesta membuat proyek charger ini. Charger tersebut memadukan dua energi yang dapat diperbaharui dengan mudah, yaitu menggunakan tenaga matahari dan gerak.
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Bryan Rahardy dari Surabaya dengan proyek “DLS: Distance Limitation System”. Sistem ini mendeteksi jarak tempuh mobil dengan menggunakan alat ECU (Electronic Control Unit). Teknologi ini mengizinkan pemerintah untuk mengawasi penggunaan BBM bersubsidi di masyarakat.
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Danny Ismarianto Ruhiyat dari Cimahi dengan proyek “Gratisains – Gratis Sebarkan Ilmu Hingga Pelosok”. Ini adalah aplikasi web berbasis tablet Lenovo yang mengombinasikan sinkronisasi data dan sistem multi-charging yang memungkinkan pendistribusian pengetahuan ke daerah pedesaan yang minim akses listrik. Nantinya, setiap keluarga secara bergantian dapat meminjam perangkat tablet yang berisikan berbagai materi ilmu pengetahuan. Apabila tempat tersebut kesulitan internet, maka akan dilakukan update konten pendidikan secara offline. Bagaimana caranya? Nantinya akan dikirimkan sebuah SD Card yang berisikan materi update tersebut.
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Fatkhul Amri dari Malang dengan proyek “Gamesforsmart – Tambah Ngegame, Tambah Cerdas”. Ini merupakan game online dengan materi pendidikan. Pengguna dapat memainkan kuis cerdas cermat secara online, melawan grup lain. Di game ini, sudah tersedia database soal untuk SD hingga SMU. Fatkul sendiri menyatakan salah satu kesulitan dalam membuat game ini adalah update database. Dibutuhkan 2 tahun untuk melengkapi database tersebut.
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Frederic Tumanggor dari Jember dengan proyek “Software Hukum Cerdas Buatan Indonesia 1st Di Dunia”. Software yang diberi nama Kamus Hukum Jung ini memungkinkan masyarakat untuk mencari istilah hukum secara offline. Versi kedua dari software ini memungkinkan pengguna untuk mengupdate setiap Undang-undang yang ada secara online.
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Giannova Ryandanny Satoto dari Denpasar dengan proyek “Dibungkus | Pemesanan Makanan Online”. Anda dapat menemukan berbagai macam tempat makan terdekat yang menyediakan layanan delivery menggunakan aplikasi ini.
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Nizar Lutfiansyah ST dari Malang dengan proyek “Bintang Sekolah – Classroom In A Box”. Ini adalah kelas virtual yang dirancang untuk menghadirkan suasana belajar di sekolah melalui kelas portable di daerah maupun di tempat yang membutuhkan pendidikan.
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Dr. Petrus Mursanto MSc dari Bogor dengan proyek “Sistem Pengaturan Lalu Lintas Cerdas dan Adaptif”. Aplikasi ini menggunakan Principal Component Analysis (PCA), Viola-Jones Algorithms and Kalman Filter. Fungsi dari sistem ini? Untuk menghitung jumlah mobil di jalan! Dengan sistem ini, Anda dapat mengetahui sebuah jalan sedang lancar atau tidak.
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Rosa Kurniawan dari Malang dengan proyek “Eumkm.com – UMKM Online Indonesia”. Ini adalah solusi total sistem online UMKM yang antara lain memungkinkan perusahaan kecil menengah yang tidak memiliki rekening bank untuk mengakses fasilitas kredit perbankan.
<![if !supportLists]>§ <![endif]>Widi Putro Iriantoro dari Yogyakarta dengan proyek “W-Dance Go Go”. Alat ini memungkinan si pemain untuk berkreativitas dengan pemain lain, mengatur rangkaian alat ini, dan melakukan program sendiri karena alat ini bersifat open source. Alat ini juga dapat disinkronasikan dengan smartphone yang dimiliki pengguna sehingga music permainan dapat dipilih sendiri. Alat ini harus dihubungkan ke sumber music, kemudian pemain akan diminta untuk bergerak sesuai dengan perintah yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar